Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah, semenjak pindah tempat kerja ke Depok tujuh tahun yang lalu, saya hanya merasakan jadi kontraktor (tinggal ngontrak) hanya selama enam bulan, selebihnya saya diberi Alloh rezeki untuk tinggal di mess kantor secara gratis sehingga saya tidak berpikir untuk segera beli rumah. Tahun 2011 harga rumah di sekitaran Depok pinggiran masih “murah”. Cari rumah seharga 200juta masih sangat banyak tersedia di olx. :). Tapi, ternyata “murah” itu relatif, meskipun “murah” tapi tidak punya uang untuk beli, ya jatuhnya “mahal”. Bagi saya, 200juta saat itu masuk kategori “mahal”. Tabungan ga cukup buat beli rumah.
“Sudah, KPR saja. harga rumah pasti naik terus, kalo nunggu cash ga akan kekejar. Kenaikan harga rumah ga linier ama kenaikan gaji bro. Kamu jangan terlena ga beli rumah karena tinggal di mess gratis, suatu saat nanti kamu bakalan digusur dari mess”. Kira2, begitulah nasihat seorang teman agar saya kredit beli rumah. Tapi saya tetap pada pendirian. Ga hutang klo ga benar2 butuh, apalagi hutang yang jelas jelas riba atau nyerempet riba.
Waktu berjalan, prediksi teman saya tadi memang benar, Desember 2017 adalah tiba saatnya saya harus angkat kaki dari mess. Dan saya belum juga punya rumah!. Harga rumah saat ini yang 500juta keatas masih di kategori mahal buat saya saat ini. Disisi lain, Saya harus menyediakan tempat tinggal buat anak istri. Solusinya ada dua, tinggal di pondok mertua indah atau jadi kontraktor. Dan kami pun memutuskan jadi kontraktor saja.
Dalam memilih kontrakan, kami sangat selektif. Hal pertama yang jadi pertimbangan kami adalah tingkat keaktifan masjid/musholla terdekat, luas rumah, lingkungan. Harga? Nomer 4! Hehe. Akhirnya kami putuskan ngontrak di komplek dekat mess dengan harga kontrak pertahun XX juta diluar listrik dan keamanan.
Hidup ini ngga seru jika ngga ada komentator. Keputusan untuk ngontrak ada yang ngomentari begini, “mahal ya, lebih baik biaya ngontraknya buat DP beli rumah bro. Kan enak, bisa punya rumah sendiri. Kalau tua nanti ga bingung beli rumah. 😁”. Saya nyengir aja, hidup ini pilihan bro.
Saya dan Istri memilih untuk hidup SAAT INI dengan nyaman tanpa hutang. KPR itu membuat hidup tidak tenang. Tidak ada jaminan sampai kapan saya hidup, 20 tahun lagi? 10 tahun lagi? berapa lama lagi? Kalau saya KPR dan ternyata ajal menjemput sebelum KPR lunas, maka saya akan bawa hutang ke kuburan dan meninggalkan beban ke keluarga.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya;
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (H. R. Ibnu Majah).
SAAT INI kami menempati kontrakan dengan biaya sewa sekitar 30% gaji bulanan saya, Angka yang mirip dengan persyaratan maksimal persentase gaji jika mau utang di bank.
Mungkin yg membedakam kontraktor seperti kami dengan mereka yang beli rumah KPR adalah 20 tahun lagi mereka punya rumah sedangkan kami belum tentu. Hehe. Gpp, asal ga ngutang.
SAAT INI prioritas investasi kami ada di orang tua, anak-anak dan juga akhirat tentunya. Berbakti ke orang tua (minta doa kebaikan dunia akhirat yg banyak ke mereka) , sedekah, santuni anak-anak yatim. Beli buku-buku bergizi buat anak-anak, bekali mereka dengan aqidah kuat,iman mantap dan ilmu yang luas (Ngga usah maksa beliin rumah untuk anak ,nanti dewasa biar mereka beli sendiri aja) Hehe..
Sisa gaji? kasih ke istri. Biar menteri keuangan yang ngatur buat keperluan sehari-hari termasuk budget refreshing. Kalau ada lebih ya ditabung, kalau ngga lebih ya gpp nikmati aja. Ternyata salah satu kunci kenikmatan hidup itu bebas dari hutang karena hutang itu beresiko dunia akhirat
( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ)
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan dari berhutang“
referensi :
1. https://muslim.or.id/13427-bahaya-kebiasaan-berhutang.html
2. https://dalamislam.com/dasar-islam/bahaya-hutang-dalam-islam